LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) PENGGUNAAN METODE INQUIRI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI GERAK BENDA PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD N II TANJUNGSARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)  PENGGUNAAN METODE INQUIRI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI GERAK BENDA  PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD N II TANJUNGSARI  KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA) merupakan salah satu bidang studi pokok di sekolah dasar (SD) yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam dan isinya secara sistematis. IPA mengkaji tentang diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Pada jenjang pendidikan SD, IPA memuat materi mengenai makhluk hidup, benda atau materi, energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta. Melalui mata pelajaran IPA, peserta didik diarahkan untuk tidak hanya menguasai sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja. Namun melalui pembelajaran IPA, diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap secara ilmiah melalui pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA, diharapkan siswa dapat terlibat langsung dalam percobaan/eksperimen yang dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Pembelajaran IPA diupayakan untuk selalu menggunakan benda kongkrit yang mudah dan dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Kemampuan pemecahan masalah pada setiap materi yang dipelajari dalam IPA sangat membantu membentuk sikap ilmiah dan pemikiran logis anak. Sehingga diharapkan dengan pembelajaran IPA, siswa akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya melalui pemecahan masalah yang dapat diidentifikasi dan mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidupnya kelak.
Namun banyak kendala yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran IPA di sekolah. Terkadang guru lebih menekankan pada kemampuan siswa dalam menguasai bahan ajar/materi saja dan kurang mengembangkan keterampilan berpikir dan bersikap ilmiah pada siswa. Sehingga fakta, konsep, data, dan prinsip belajar IPA hanya sebentar saja dicerna, dikuasai, dan dipahami oleh siswa. Hal lain yang menyebabkan kendala dalam pembelajaran IPA adalah kurangnya alat, bahan, media pembelajaran, serta penggunaan metode mengajar yang kurang sesuai dalam pembelajaran. Berdasarkan data dari buku Analisis dan Evaluasi Belajar siswa kelas III Semester II SD N II Tanjungsari tahun 2009/2010, terlihat kecenderungan siswa pada materi untuk Kompetensi Dasar 4.1 yaitu Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran, banyak siswa yang belum tuntas. Mereka kesulitan dalam menuliskan hal-hal yang mempengaruhi gerak benda. Mereka hanya menguasai konsep tersebut hanya terbatas pada pengetahuan dan hanya sebentar saja pengetahuan itu dapat mereka ingat. Rata-rata nilai siswa hanya mencapai 66 saja. Padahal Kriteria Ketuntasan Belajar Minimum (KKM) pada KD tersebut adalah 70. Hal ini berarti bahwa, baik proses maupun hasil belajar siswa mengalami kegagalan. Salah satu faktor yang menyebabkan masalah tersebut adalah materi pada KD itu membutuhkan penguasaan dan pemahaman konsep melalui cara berfikir ilmiah. Sehingga sekalipun guru telah melakukan percobaan menggunakan alat, bahan dan media benda kongkrit, siswa tetap saja sulit memahami konsep tersebut. Karena siswa cenderung menerima materi saja tanpa berlatih untuk berfikir, bekerja, dan bersikap secara ilmiah serta mencari sendiri kesimpulan dari percobaan yang dilakukan dalam pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan siswa kurang dapat mnguasai konsep pelajaran IPA pada materi KD tersebut.
Untuk mengatasi kegagalan tersebut, penulis mencoba mencari cara pemecahannya dengan memilih metode mengajar yang sesuai dengan kondisi itu. Penulis menganggap perlunya penggunan metode mengajar yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting bagi kecakapan hidupnya kelak. Tentunya dengan metode yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar dan kemampuan untuk mencari kesimpulan sendiri. Salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran inquiri terpimpin. Pengembangan metode inquiri terpimpin menekankan pada cara belajar siswa mencari sendiri suatu konsep atau kesimpulan dengan bimbingan guru. Siswa mengalami pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Siswa dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dan mampu menyelesaikan tugas sendiri melalui petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk guru ini diberikan melalui bentuk pertanyaan inti. Dari jawaban yang dikemukakan siswa, guru mengajukan berbagai pertanyaan melacak dengan tujuan mengarahkan siswa ke suatu titik kesimpulan yang diharapkan. Siswa dilatih untuk bersikap ilmiah, sehingga mereka tidak hanya menerima suatu konsep saja, namun lebih dari itu.
Siswa akan berusaha mencari sendiri kesimpulan dari percobaan yang terjadi sehingga kemampuan berfikir ilmiahnya dapat berkembang. Diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami konsep tersebut karena mereka sendiri terlibat langsung dalam mencari jawaban dari masalah yang terjadi melalui pertanyaan bimbingan guru dan percobaan yang terjadi.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. pembelajaran IPA di kelas belum mampu mengembangkan penguasaan dan pemahaman konsep melalui cara berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah.
2. Siswa hanya menguasai konsep tersebut hanya terbatas pada pengetahuan dan hafalan saja.
3. Metode yang digunakan bersifat konvensional.
4. Rendahnya kualitas pembelajaran IPA di kelas.
5. Hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang diharapkan.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah pada upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada materi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda siswa kelas III semester II dengan menggunakan metode inquiri terpimpin.

D. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah penggunaan metode Inquiri Terpimpin dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda siswa kelas III Semester II SD N II Tanjungsari tahun 2009/2010?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai penulis adalah :
Untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda pada siswa kelas III Semester II SD N II Tanjungsari melalui metode Inquiri Terpimpin.

F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini dapat diambil beberapa manfaat bagi kita sebagai insan pendidikan. Manfaat penelitian ini meliputi dua aspek yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Kedua aspek tersebut antara lain :
1. Manfaat Teoritis:
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan pengetahuan dalam metode mengajar yang sesuai dalam pembelajaran IPA, memberikan wawasan dalam mengembangkan aktifitas pembelajaran IPA di SD, untuk melengkapi pengetahuan dalam pembelajaran IPA, serta penelitian ini sebagai dasar untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis :
a. bagi siswa :
1) Mengembangkan keterampilan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah pada siswa sehingga siswa terlatih dalam memecahkan masalah;
2) Membantu siswa menyelesaikan soal-soal IPA pada materi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda;
3) Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA pada materi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda.
b. bagi guru :
1) Memberikan pengetahuan dan wawasan bagi guru mengenai penerapan metode Inquiri Terpimpin;
2) Membantu guru menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa aktif dan kemampuan berpikir ilmiah siswa;
3) Membantu guru dalam meningkatkan hasil belajar IPA pada materi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda.
c. bagi sekolah :
1) Dengan penggunaan metode inquiri, dapat melengkapi sarana-prasarana pembelajaran di sekolah;
2) Tercapainya Ketuntasan belajar IPA pada Kompetensi Dasar 4.1 sesuai KKM di SD N II Tanjungsari tahun 2009/2010;
3) Tercapainya tujuan Kurikulum mata pelajaran IPA;
4) Menciptakan suasana kondusif di sekolah;
5) Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori
1. Metode Pembelajaran
a. Pengertian Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum yang di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan pendekatan pembelajaran berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang sudah ditetapkan, selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa Strategi Pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R. David, (Wina Senjaya, 2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konsep tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan ”a plan of operation achieving something”
Metode adalah ”a way in achieving something” (Wina Senjaya, 2008). Jadi metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kata inquiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan pendekatan inquiri, pembelajar dimotivasi untuk aktif berfikir, melibatkan diri dalam kegiatan dan mampu menyelesaikan tugas sendiri. Pendekatan inquiri sering digunakan bergantian dengan pendekatan penemuan. Dalam bahasa Inggris juga disebut ”discovery approach” yang artinya adalah penyelidikan melalui pencarian informasi atau pertanyaan-pertanyaan. Ada kaitan erat antara menyelidiki/inquiri dengan penemuan/discovery. Dengan melalui penyelidikan, siswa akhirnya dapat memperoleh suatu penemuan.
Pendekatan inquiri dan discovery berorientasi pada pengolahan informasi dengan tujuan melatih pembelajar memiliki kemampuan berpikir untuk dapat menemukan dan mencari sesuatu pengetahuan secara ilmiah. Dengan pendekatan inquiri, pembelajaran dimaksudkan untuk membantu siswa secara ilmiah terampil mengumpulkan fakta, menyusun konsep, menyusun generalisasi secara mandiri.
Pembelajaran dengan inkuiri mempunyai proses mental yang lebih kompleks, sebagai contoh melakukan percobaan/eksperimen, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan sebagainya. Dalam pelaksanaan inkuiri diperlukan sikap-sikap objektif, jujur, terbuka, penuh dorongan ingin tahu, dan tangguh dalam pendirian.
b. Cara pelaksanaan metode inquiri yaitu :
1) Inquiri Terpimpin
Pada inquiri terpimpin, pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing. Pelaksanaan pembelajaran dimulai dari suatu pertanyaaan inti. Dari jawaban yang dikemukakan siswa, guru mengajukan berbagai pertanyaan melacak, dengan tujuan mengarahkan siswa ke suatu titik kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya siswa melakukan percobaan-percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakan proses inquiri dan discovery
2) Inquiri Bebas
Dalam inquiri bebas, siswa melakukan penelitian bebas sebagaimana seorang scientist. Masalah dirumuskan sendiri, eksperimen/penyelidikan dilakukan sendiri dan kesimpulan-konsep diperoleh sendiri
3) Inquiri bebas yang dimodifikasi
Berdasarkan masalah yang diajukan guru, dengan konsep atau teori yang sudah dipahami, siswa melakukan penyelidikan untuk membuktikan kebenarannya.
c. Proses belajar pada inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa aktifitas yaitu :
1.) Bertanya, artinya tidak semata-mata mendengarkan dan menghafal,
2.) Bertindak, artinya tidak semata-mata melihat dan mendengarkan,
3.) Mencari, artinya tidak semata-mata mendapatkan,
4.) Menemukan problem, artinya tidak semata-mata mempelajari fakta-fakta,
5.) Menganalisis, artinya tidak semata-mata mengamati,
6.) Membuat sintesis, artinya tidak semata-mata membuktikan,
7.) Berpikir, artinya tidak semata-mata melamun atau membayangkan,
8.) Menghasilkan atau memprodusir, artinya tidak semata-mata menggunakan,
9.) Menyusun, artinya tidak semata-mata mengumpulkan,
10.) Menciptakan, artinya tidak semata-mata memproduksi kembali,
11.) Menerapkan, artinya tidak semata-mata mengingat-ingat,
12.) Mengeksperimenkan, artinya tidak semata-mata membenarkan,
13.) Mengkritik, artinya tidak semata-mata menerima,
14.) Merancang, artinya tidak semata-mata beraksi,
15.) Mengevaluasi, artinya tidak semata-mata mengulangi

d. Langkah-langkah melaksanakan metode inquiri menurut Richard Suchman :
1) Identifikasi kebutuhan siswa;
2) Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip pengertian, konsep, dan generalisasi yang akan dipelajari;
3) Seleksi materi pembelajaran dan problema atau tugas-tugas;
4) Membantu memperjelas :
a) Tugas problema yang akan dipelajari;
b) Peranan masing-masing siswa.
5) Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan;
6) Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa;
7) Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
8) Membantu siswa dengan informasi/data jika diperlukan;
9) Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses;
10) Merangsang terjadinya interaksi antar siswa;
11) Memuji dan membesarkan siswa yang tergiat dalam proses penemuan;
12) Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuan. Sehingga sesuai dengan bentuk–bentuk belajar pemecahan masalah dan dapat meningkatkan kreatifitas siswa.;
13) Pelaksanaannya dapat dilakukan secara perseorangan atau dalam kelompok kecil (3-5 orang). Tempat pelaksanaannya pun dapat di dalam maupun di luar kelas.

e. Beberapa kondisi yang diperlukan untuk proses belajar inkuiri :
1) Kondisi yang fleksibel, bebas, terbuka untuk berinteraksi;
2) Kondisi lingkungan yang responsif;
3) Kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian;
4) Kondisi yang bebas dari tekanan.

f. peranan guru dalam pendekatan inquiri :
1) guru mampu menstimulasi (memberi rangsangan dan menantang siswa untuk berpikir);
2) guru mampu memberi dukungan untuk inkuiri;
3) guru mampu memberikan fleksibilitas (kesempatan dan keluwesan serta kebersamaan untuk berpendapat, berinisiatif atau berprakarsa dan bertindak);
4) guru mampu mendiagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya;
5) guru mampu mengidentifikasi dan menggunakan kemampuan mengajar serta waktu mengajar dengan sebaik-baiknya.

2. Hasil Belajar IPA
a. Tinjauan tentang pembelajaran IPA di SD
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, dan prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat, sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk pada lingkungan. Di tingkat SD diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

b. Tujuan
Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya;
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat;
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan;
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam;
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan;
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi :
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan;
2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas;
3) Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana;
4) Bumi dan alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

d. Hasil Belajar
Hasil yang dapat dicapai dapat menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap hal-hal yang dipelajari. Hasil belajar yang tinggi dapat menggambarkan keberhasilan siswa dalam memahami hal-hal yang ia pelajari. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Sudjana (1989 :50) yang menyebutkan bahwa ”hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah menempuh proses belajar”. Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan kemampuan psikomotorik (bertindak).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995 : 787) bahwa ”hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru.” Hasil belajar sangat penting karena dapat memberikan kepuasan kepada individu yang belajar. Oleh karena itu, permasalahan hasil belajar merupakan hal yang penting bagi seseorang yang sedang belajar terutama siswa yang ada di bangku sekolah. Kemampuan siswa dalam mempelajari suatu pelajaran tercermin dari hasil belajarnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut :
1) faktor internal (dari dalam diri siswa) :
a) Kecerdasan
Faktor ini memegang peranan sangat penting dalam keberhasilan seseorang. Seseorang yang pandai akan lebih cepat menyelesaikan atau memecahkan masalahnya.
b) Bakat
Bakat adalah keadaan atau sifat-sifat seseorang. Dengan melalui latihan, seseorang yang mempunyai bakat tertentu akan lebih cakap menyelesaikan atau memecahkan masalahnya dibandingkan dengan orang yang tidak berbakat.
c) Minat
Minat sangat erat kaitannya dengan rasa. Apabila seorang siswa berminat pada pelajaran IPA, maka siswa tersebut akan merasa senang dalam mempelajari IPA.
d) Motivasi
Motivasi merupakan dorongan bagi diri seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan.
e) Perasaan
Perasaan adalah keadaan kejiwaan seseorang dalam menghadapi sesuatu. Seseorang cenderung lebih berhasil melakukan suatu kegiatan apabila orang tersebut didasari perasaan tenang dan senang.
f) Sikap
Sikap adalah berhubungan dengan keadaan seseorang dalam melaksanakan suatu kegiatan. Seorang yang bersikap sungguh-sungguh dalam mempelajari materi pelajaran, maka kemungkinan besar siswa tersebut akan mendapatkan prestasi belajar yang baik.

g) Kematangan
Penyajian materi pelajaran yang sesuai dengan tingkat kematangan siswa akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Dengan demikian materi yang diajarkan akan lebih mudah dipahami oleh siswa bila disesuaikan dengan tingkat kematangan siswa.

2) faktor Eksternal (dari luar diri siswa) meliputi :
a) Faktor Lingkungan
(1) faktor alam
(2) faktor sosial
b) Faktor Instrumen
(1) kurikulum
(2) program pengajaran
(3) sarana dan prasarana
(4) guru/tenaga pengajar

3. Metode pembelajaran dan hasil belajar IPA
Oleh karena tinjauan mata pelajaran IPA yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam, maka pembelajaran IPA di SD sebaiknya dilaksanakan dengan metode Inkuiri, dalam hal ini adalah Inkuiri Terpimpin untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah. Agar pembelajaran IPA di SD dapat dilaksanakan melalui pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Sehingga diharapkan melalui penggunaan metode Inkuiri Terpimpin, maka hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA yaitu pada materi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda dapat meningkat.

B. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Nova Putri Yeni berjudul ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa dalam pembelajaran metode inkuiri dengan teknik Kooperatif Tipe Jigsaw pada Pokok Bahasan Gerak pada Siswa Kelas VII C SMP N 10 Bandar Lampung ” dengan subjek penelitian siswa kela VII C SMP N 10 Bandar Lampung.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian adalah secara umum penelitian ini sama-sama menggunakan metode inquiri untuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran dan sama-sama membahas tentang materi gerak benda.
Perbedaan kedua penelitian yaitu Nova Putri Yeni menggunakan Spesifikasi metode inquiri adalah inquiri dengan teknik Kooperatif Tipe Jigsaw, sedangkan penelitian ini adalah inquiri dengan cara pelaksanaan inquiri terpimpin.
Penelitian Nova Putri Yeni dilaksanakan dalam 3 siklus, dengan tingkat keberhasilan pengukuran yang digunakan adalah aktivitas siswa, rata-rata nilai hasil belajar, dan kinerja guru. Dilaksanakan di SMP N 10 Bandar Lampung. Sedangkan penelitian ini saya laksanakan dalam 2 siklus, dengan tingkat keberhasilan pengukuran yang digunakan adalah rata-rata nilai hasil belajar siswa. Penelitian ini saya lakukan di SD N II Tanjungsari Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

C. Kerangka Berpikir
Dari kajian teori di atas, penulis dapat mengupayakan kerangka berfikir sebagai berikut :

Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas

pra tindakan hasil belajar IPA pada materi KD 4.1 rendah

tindakan penggunaan metode inquiri terpimpin

pasca tindakan hasil belajar IPA pada materi KD 4.1 meningkat

1. Pratindakan : hasil belajar IPA pada materi KD 4.1 rendah
Dalam pelajaran IPA, peserta didik diarahkan untuk tidak hanya menguasai sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja. Namun melalui pembelajaran IPA, diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap secara ilmiah melalui pengalaman langsung dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran IPA diupayakan untuk selalu menggunakan benda kongkrit yang mudah dan dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Namun banyak kendala yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran IPA di sekolah dasar. Berdasarkan data dari buku Analisis dan Evaluasi Belajar siswa kelas III Semester II SD N II Tanjungsari tahun 2009/2010, terlihat kecenderungan siswa pada materi untuk Kompetensi Dasar 4.1 yaitu Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran, banyak siswa yang belum tuntas. Mereka kesulitan dalam menuliskan hal-hal yang mempengaruhi gerak benda. Rata-rata nilai siswa hanya mencapai 66 saja. Padahal Kriteria Ketuntasan Belajar Minimum (KKM) pada KD tersebut adalah 70. Hal ini berarti bahwa, baik proses maupun hasil belajar siswa mengalami kegagalan.

2. Tindakan : penggunaan metode inquiri terpimpin
Salah satu faktor yang menyebabkan masalah tersebut adalah materi pada KD itu membutuhkan penguasaan dan pemahaman konsep melalui cara berpikir ilmiah. Sehingga sekalipun guru telah melakukan percobaan menggunakan alat, bahan dan media benda kongkrit, siswa tetap saja sulit memahami konsep tersebut. Karena siswa cenderung menerima materi saja. Hal inilah yang menyebabkan siswa kurang dapat mnguasai konsep pelajaran IPA pada materi KD tersebut.
Untuk mengatasi kegagalan tersebut, penulis memilih metode mengajar yang sesuai yaitu metode pembelajaran inquiri terpimpin. Pengembangan metode inquiri terpimpin menekankan pada cara belajar siswa mencari sendiri suatu konsep atau kesimpulan dengan bimbingan guru. Siswa mengalami pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Siswa dimotivasi untuk aktif berpikir, melibatkan diri dan mampu menyelesaikan tugas sendiri melalui petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk guru ini diberikan melalui bentuk pertanyaan inti, misalnya apa saja yang mempengaruhi gerak benda itu? Dari jawaban yang dikemukakan siswa, guru mengajukan berbagai pertanyaan melacak dengan tujuan mengarahkan siswa ke suatu titik kesimpulan yang diharapkan. Siswa dilatih untuk bersikap ilmiah, sehingga mereka tidak hanya menerima suatu konsep saja. Siswa akan berusaha mencari sendiri kesimpulan dari percobaan yang terjadi sehingga kemampuan berpikir ilmiahnya dapat berkembang.

3. Pasca tindakan : hasil belajar IPA meningkat
Diharapkan dengan penggunaan metode inquiri terpimpin, siswa dapat lebih mudah memahami konsep tersebut karena mereka sendiri terlibat langsung dalam berfikir ilmiah mencari jawaban dari masalah yang terjadi melalui pertanyaan bimbingan guru dan percobaan. Sehingga hasil belajar IPA pada KD 4.1 tersebut dapat meningkat.

D. Hipotesis Tindakan
Penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut ”Diduga pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri terpimpin, dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang hal-hal yang mempengaruhi gerak benda pada siswa kelas III semester II di SD Negeri II Tanjungsari tahun pelajaran 2009/2010”

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bidang kajian teknik pembelajaran di kelas. Proses penelitian berbentuk siklus. Siklus berlangsung dua kali, tiap siklus satu kali tatap muka masing-masing 2 x 35 menit. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, (4) refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan di SD N II Tanjungsari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri pada peserta didik kelas III semester II tahun pelajaran 2009/2010. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, yaitu Desember, Januari, Februari, Maret. Lokasi penelitian dilaksanakan di lingkungan Tengklik, Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri. Kondisi ruang belajar 8 x 7 meter dengan ventilasi, penerangan cahaya, dan pertukaran udara yang cukup baik.

Tabel 1. Jadwal Penelitian :
No Kegiatan
Penelitian Des. 2009 Jan. 2010 Feb. 2010 Mar. 2010
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1. Identifikasi masalah di kelas III, pengumpulan data, X X X
2.
Pembuatan proposal PTK X X X

3. Menyusun perencanaan pelaksanaan X X
4. Melaksanakan Siklus I-Refleksi X X
5. Melaksanakan Siklus II-Refleksi X X
6. Menyusun laporan pelaksanaan PTK X X

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III tahun pelajaran 2009/2010 SD Negeri II Tanjungsari Kelacamatan Jatisrono, sejumlah 41 siswa terdiri 20 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.
Sedangkan kondisi siswa sangat heterogen, baik ditinjau dari faktor sosial ekonomi (rata-rata orang tua siswa bekerja sebagai petani dan pedagang), tingkat pendidikan orang tua (rata-rata berpendidikan SMP-SMU), dan kecerdasan siswa yang relatif kompleks.

C. Sumber Data
1. Siswa
Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
2. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi metode inquiri terpimpin dan hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar.
3. Teman sejawat
Sebagai sumber data untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Tes
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik tes berupa butir-butir soal essay pada Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar Kerja Evaluasi (LKE)

b. Observasi
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung, dimana siswa sedang mengikuti pembelajaran di kelas dibantu oleh teman sejawat sebagai pengamat. Pengamat mencatat semua aktivitas siswa dan guru pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan.

2. Alat Pengumpulan Data
a. Hasil nilai evaluasi siswa
b. Lembar observasi
Dalam melaksanakan siklus I dan II teman sejawat sebagai pengamat mencatat semua aktivitas siswa dan guru sesuai instrumen pada lembar pengamatan.

E. Validasi Data
Validasi data mencakup trianggulasi data yang meliputi waktu yaitu penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu Desember-Maret, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan sumber yang digunakan yaitu hasil pengamatan teman sejawat pada saat proses pembelajaran berlangsung, hasil evaluasi siswa, dan tingkat keaktifan siswa.
.

F. Analisis Data
Analisis data penelitian dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar pengamatan. Selain itu, peneliti juga meneliti keberhasilan siswa dalam mengerjakan soal tertulis baik sebelum siklus, pada siklus I, dan siklus II.
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas melalui siklus tindakan. Langkah-langkah dalam siklus terdiri dari :
1. Tahap I : Perencanaan (planning)
2. Tahap II : Tindakan (acting)
3. Tahap III : Pengamatan (observing)
4. Tahap IV : Refleksi (reflecting)
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan melalui 4 tahap tersebut digambarkan dalam siklus PTK di bawah ini :
Gambar 2 Siklus PTK

Siklus I
4. Reflect 1. Plan

2. Act & 3. Observe

Revisi 1. Plan
Siklus II
3. Reflect

4. Act & 3. Observe

1. Persiapan/Perencanaan/Plan
a. Izin kepada Kepala Sekolah SD N II TANJUNGSARI dan memberitahukan kepada teman sejawat yang akan menjadi observer/pengamat,
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, skenario tindakan yang akan dilaksanakan, lembar soal LKS dan LKE serta lembar pengamatan sebagai instrumen alat pengumpul data,
c. Menyiapkan fasilitas/sarana pendukung dan alat peraga yang diperlukan,
d. Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data sesuai instrumen data yang berkaitan dengan proses dan hasil perbaikan.

2. Pelaksanaan/Action
Tindakan yang dilakukan adalah menerapkan Metode pembelajaran Inquiri Terpimpin dalam mengajarkan materi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :
Guru membantu memperjelas :
a. Tugas problema yang akan dipelajari yaitu mencari kesimpulan dari hal-hal yang mempengaruhi gerak benda.
b. Menunjuk peranan masing-masing siswa
b. Mempersiapkan setting kelas, tempat duduk dibuat bentuk U dan alat-alat yang diperlukan dalam percobaan. . Guru menunjuk siswa yang melakukan percobaan. Percobaan dilakukan di dalam dan di luar kelas,
c. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa,
d. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan sendiri dalam kelompok kecil dari pengamatan yang telah dilakukan, sehingga melatih siswa berpikir dan bersikap ilmiah,
e. Membantu siswa dengan informasi/data jika diperlukan,
f. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses,
g. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa,
h. Memuji dan membesarkan siswa yang tergiat dalam proses penemuan,
i. Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuan. Sehingga sesuai dengan bentuk–bentuk belajar pemecahan masalah dan dapat meningkatkan kreatifitas siswa.

3. Pengamatan/Observasi/Observe
Pengamatan dilaksanakan pada proses pembelajaran berlangsung pada saat guru menggunakan metode inquiri terpimpin sampai pada akhir kegiatan penutup yang diamati oleh teman sejawat dan ditulis pada lembar pengamatan/observasi. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi terbuka.

4. Refleksi/Reflect
Hasil observasi pada siklus I, kemudian direfleksikan dengan teman sejawat. Dicari penyebab kendala-kendala yang terjadi dan ditentukan upaya pemecahan masalahnya. Mulai dari perbaikan RPP, pelaksanaan pembelajaran maupun evaluasinya. Hasil refleksi kemudian disusun dalam siklus II.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran di kelas hanya sebatas pada kemampuan siswa dalam menguasai bahan ajar dan kurang mengembangkan keterampilan berfikir dan bersikap ilmiah. Pada materi KD 4.1 yaitu menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran, siswa sulit memahami konsep tersebut. Padahal guru telah melakukan percobaan bersama siswa dengan alat, bahan dan media benda kongkrit. Kriteria Ketuntasan Belajar Minimum (KKM) pada KD tersebut adalah 70. Sedangkan nilai rata-rata siswa hanya mencapai 66. berikut ini data nilai siswa pada kondisi awal.
Tabel 2 Hasil Nilai Siswa Sebelum Dilaksanakan Siklus :

No. Nama Hasil Nilai

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41. Kristianto Himawan
Oditya Bagus Pramana
Dwi Lestari
Bunga Ferlian Putri
Adelia Riski Pradita
Adinda Erlin Isnaini
Amelia Sundari
Armita Damayanti
Amar Rosyada
Bambang Haryanto
Budi Susanto
Dani Gunawan
Danang Setyanto
Eni Prasetyowati
Eka Wulandari
Emilia Kartina
Fadhlan Pratama
Fandi Muhammad Fajar
Hendri Irawan
Hurien Habiebah
Kombang Pratama
Lita Risqita
Lorenza Citra Zulfaini
Mohamman Farhan
Munis Ramadhani
Novita Anggraini
Omega Sativa Zaini
Pingkan Triasmara
Rudiatmoko
Riski Adinata
Sahid Pratama
Shilham Taufik Qurrohman
Sukatno
Totok Hermanto
Ulin Sasmita
Waliyan Prabowo
Windari
Yesinta Ramadhani
Yulianti Reza Ayu
Ivan Aditya
Linda Nuriska 50
50
55
60
80
50
80
70
90
60
60
65
65
60
65
60
90
60
65
85
60
60
85
75
65
70
65
60
70
60
60
80
60
70
60
85
70
75
60
60
55
Jumlah Nilai 2725
Rata-rata 66

Tabel 3 Persentase Hasil Nilai Sebelum Dilaksanakan Siklus

NILAI BANYAK ANAK PERSENTASE
61-70 31 75,60 %
71-80 5 12,20 %
81-90 5 12,20 %
91-100 0 0 %

Diagram 1 Hasil Nilai Sebelum Dilaksanakan Siklus

B. Diskripsi Hasil Siklus
1. Siklus I
a. Tahap I : Perencanaan/planning
Kegiatan perencanaan pada siklus I berjalan dengan baik dan lancar karena bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam menyiapkan sarana dan prasarana yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran. Mulai dari RPP, media pembelajaran, alat peraga, lembar soal evaluasi, dan lembar pengamatan.

b. Tahap II : Tindakan/acting
1.) Kegiatan Awal (5 menit)
Apersepsi : Menyanyi lagu ”Kring-kring Ada Sepeda”.
Anak-anak…Siapa yang senang bermain sepeda? Biasanya di mana kamu bermain sepeda ? Sepeda itu rodanya berbentuk apa ? Tanya jawab materi kemarin tentang jenis-jenis gerak benda : jatuh, menggelinding, memantul, berputar, dan mengalir.

2.) Kegiatan Inti (45 menit)
a.) Guru bersama siswa melakukan observasi/pengamatan dari percobaan. Siswa aktif mengamati.
b.) Dua siswa maju menjatuhkan bola bakel yang berbeda berat dan besarnya.
c.) Dua siswa maju menjatuhkan dua kertas yang berbeda luas permukaannya.
d.) Dua siswa maju menggerakkan benda berbentuk bulat dan benda berbentuk kotak/persegi.
e.) Dua siswa maju menjalankan mobil-mobilan di dalam kelas (lantai halus) dan di luar kelas (berbatu dan berkerikil).
f.) Guru membagi siswa dalam kelompok Siswa melaksanakan penyelidikan berdasarkan petuntuk guru. Guru mengajukan pertanyaan melacak, mengarahkan, dan mengidentifikasi proses. Siswa mencoba menjawab dan menarik kesimpulannya sendiri atas hasil percobaan itu.
g.) Hasil diskusi antar kelompok ditampilkan dan saling menanggapi sampai ditemukan kesimpulan yang benar.

3.) Kegiatan Penutup (20 menit)
a.) Guru mengadakan Evaluasi
b.) Kesimpulan dan Pemantapan Materi menyanyi lagu ”Satu-satu Aku Sayang Ibu” dengan diganti liriknya menjadi :
Nomor satu itu berat benda
Nomor dua luas permukaan
Nomor tiga itu bentuk benda
Yang keempat itu lintasannya

c. Tahap III : Pengamatan/Observing
Berdasarkan hasil pengamatan, ternyata siswa tidak seluruhnya dapat ikut aktif mengikuti kegiatan Inquiri Terpimpin. Terutama pada siswa yang sifatnya pendiam dan pasif. Guru juga masih kurang dalam memberi kesempatan kepada siswa untuk memanipulasi alat peraga. Hanya 8 siswa yang melakukan percobaan dan memanipulasi alat peraga.

d. Tahap IV : Refleksi/reflect
Pada siklus I, diperoleh hasil nilai siswa sebagai berikut :
Tabel 4 Hasil Nilai Siklus I
No. Nama Hasil Nilai

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41. Kristianto Himawan
Oditya Bagus Pramana
Dwi Lestari
Bunga Ferlian Putri
Adelia Riski Pradita
Adinda Erlin Isnaini
Amelia Sundari
Armita Damayanti
Amar Rosyada
Bambang Haryanto
Budi Susanto
Dani Gunawan
Danang Setyanto
Eni Prasetyowati
Eka Wulandari
Emilia Kartina
Fadhlan Pratama
Fandi Muhammad Fajar
Hendri Irawan
Hurien Habiebah
Kombang Pratama
Lita Risqita
Lorenza Citra Zulfaini
Mohamman Farhan
Munis Ramadhani
Novita Anggraini
Omega Sativa Zaini
Pingkan Triasmara
Rudiatmoko
Riski Adinata
Sahid Pratama
Shilham Taufik Qurrohman
Sukatno
Totok Hermanto
Ulin Sasmita
Waliyan Nur Aditya
Windari
Yesinta Ramadhani
Yulianti Reza Ayu
Ivan Aditya
Linda Nuriska 55
55
60
65
80
55
80
75
95
60
60
65
65
60
70
65
90
60
65
85
60
65
90
75
70
70
70
60
70
60
60
85
70
70
60
85
70
75
65
60
60
Jumlah Nilai 2845
Rata-rata 69

Tabel 5 Persentase Hasil Nilai Setelah Siklus I

NILAI BANYAK ANAK PERSENTASE
61-70 30 73,17 %
71-80 5 12,20 %
81-90 5 12,20 %
91-100 1 2,43 %

Diagram batang 2 Hasil Nilai Siswa pada Siklus I

LEMBAR OBSERVASI SISWA
DALAM KEGIATAN INKUIRI TERPIMPIN
SIKLUS I

Tabel 6 Lembar observasi siswa dalam siklus I
No Nama Keaktifan Siswa dalam kelompok Kemampuan siswa
aktif sedang kurang baik sedang kurang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
Kristianto Himawan
Oditya Bagus Pramana
Dwi Lestari
Bunga Ferlian Putri
Adelia Riski Pradita
Adinda Erlin Isnaini
Amelia Sundari
Armita Damayanti
Amar Rosyada
Bambang Haryanto
Budi Susanto
Dani Gunawan
Danang Setyanto
Eni Prasetyowati
Eka Wulandari
Emilia Kartina
Fadhlan Pratama
Fandi Muhammad Fajar
Hendri Irawan
Hurien Habiebah
Kombang Pratama
Lita Risqita
Lorenza Citra Zulfaini
Mohamman Farhan
Munis Ramadhani
Novita Anggraini
Omega Sativa Zaini
Pingkan Triasmara
Rudiatmoko
Riski Adinata
Sahid Pratama
Shilham Taufik Q.
Sukatno
Totok Hermanto
Ulin Sasmita
Waliyan Prabowo
Windari
Yesinta Ramadhani
Yulianti Reza Ayu
Ivan Aditya
Linda Nuriska

V

V

V
V

V

V

V

V

V

V

V

V
V

V

V
V
V

V

V
V

V

V

V

V

V

V

V

V

V V

V
V

V

V

V

V

V

V

V

V
V

V

V

V
V

V

V

V

V

V

V

V

V
V

V

V
V
V

V

V
V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V
V

V

V

V

V

V

V

V

V
V

Tabel 7. Deskripsi keaktifan siswa dalam kegiatan siklus I :

No. Tingkat keaktifan siswa Jumlah siswa
1. aktif 17
2. sedang 12
3. Kurang aktif 12

Diagram Batang 3. Keaktifan siswa pada siklus I

Hasil refleksi menunjukkan bahwa pada siklus I ini, dalam diri siswa telah tumbuh kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah dengan penggunaan metode inquiri terpimpin. Berbagai pertanyaan melacak dari guru telah dijawab siswa melalui pencariannya sendiri dari percobaan. Namun dari hasil evaluasi, masih banyak siswa yang kurang memahami materi tersebut. Belum semua siswa turut terlibat dalam kegiatan inquiri terutama pada siswa yang bersifat pendiam tidak mampu menganalisa dan menyimpulkan sendiri. Serta siswa kurang terlibat dalam memanipulasi alat peraga, guru hanya menyuruh 8 siswa yang memperagakan percobaan. Rata-rata nilai siswa adalah 69, sedangkan KKM untuk pelajaran IPA pada materi KD 4.1 adalah 70. Maka peneliti menganggap perlu untuk melaksanakan siklus yang kedua.

2. SIKLUS II

a. Tahap I : Perencanaan/planning
Kegiatan perencanaan pada siklus II berjalan dengan baik dan lancar karena bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam menyiapkan sarana dan prasarana yang digunakan dalam perbaikan pembelajaran. Mulai dari RPP, media pembelajaran, alat peraga, lembar soal evaluasi, dan lembar pengamatan. RPP perbaikan pada siklus II disusun berdasarkan hasol observasi dan refleksi pada siklus I.

b. Tahap II : Tindakan/acting
1.) Kegiatan Awal (5 menit)
Apersepsi : Menyanyi lagu ”Kring-kring Ada Sepeda”.
Anak-anak…Siapa yang senang bermain sepeda? Biasanya di mana kamu bermain sepeda ? Sepeda itu rodanya berbentuk apa ? Tanya jawab materi kemarin tentang jenis-jenis gerak benda : jatuh, menggelinding, memantul, berputar, dan mengalir.

2.) Kegiatan Inti (45 menit)
a.) Guru bersama siswa melakukan observasi/pengamatan dari percobaan. Siswa aktif mengamati.
b.) Dua siswa maju menjatuhkan bola bakel yang berbeda berat dan besarnya
c.) Dua siswa maju menjatuhkan dua kertas yang berbeda luas permukaannya
d.) Dua siswa maju menggerakkan benda berbentuk bulat dan benda berbentuk kotak/persegi
e.) Dua siswa maju menjalankan mobil-mobilan di dalam kelas (lantai halus) dan di luar kelas (berbatu dan berkerikil)
f.) Guru membagi siswa dalam kelompok dengan memperhatikan pembauran jenis kelamin siswa(laki-laki perempuan), tingkat kecerdasan siswa (siswa pandai duduk dengan siswa kurang pandai) dan siswa pendiam duduk dengan siswa yang aktif. Siswa melaksanakan penyelidikan berdasarkan petuntuk guru. Guru mengajukan pertanyaan melacak, mengarahkan, dan mengidentifikasi proses. Siswa mencoba menjawab dan menarik kesimpulannya sendiri atas hasil percobaan itu.
g.) Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk memanipulasi/mencoba semua alat dan bahan percobaan secara bergantian. Sehingga semua siswa dapat memanipulasi alat peraga. Hasil diskusi antar kelompok ditampilkan dan saling menanggapi sampai ditemukan kesimpulan yang benar.

3.) Kegiatan Penutup (20 menit)
a.) Guru mengadakan Evaluasi
b.) Kesimpulan dan Pemantapan Materi menyanyi lagu ”Satu-satu Aku Sayang Ibu” dengan diganti liriknya menjadi :
Nomor satu itu berat benda
Nomor dua luas permukaan
Nomor tiga itu bentuk benda
Yang keempat itu lintasannya

c.) Tahap III : Pengamatan/Observing
Berdasarkan hasil pengamatan siklus II, ternyata siswa sudah dapat ikut aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode inquiri terpimpin. Guru lebih memperhatikan keaktifan siswa yang sifatnya pendiam dan pasif agar mengikuti kegiatan inquiri dengan mengatur tempat duduk siswa berdasarkan pembauran jenis kelamin, tingkat kecerdasan, dan sifat/kepribadian siswa. Guru sudah dapat mengelola pembelajaran dengan memberikan alat peraga kepada siswa sehingga semua siswa dapat memanipulasi alat peraga.

d.) Tahap IV : Refleksi II
Setelah dilaksanakan siklus yang kedua, ternyata hasilnya sudah cukup optimal terlihat dari keikutsertaan seluruh siswa dalam kelompok diskusi untuk mencari kesimpulan dari percobaan. Siswa sudah turut aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan, dan mampu menyelesaikan tugasnya sendiri dengan bimbingan guru. Sehingga siswa berlatih belajar secara ilmiah, terampil mengumpulkan fakta, menyusun konsep, dan menyusun generalisasi secara mandiri. Data hasil evaluasi siswa pada siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa kelas III adalah 74.

Tabel 8. data hasil belajar siswa pada siklus II :

No.
Nama
Hasil Nilai

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41. Kristianto Himawan
Oditya Bagus Pramana
Dwi Lestari
Bunga Ferlian Putri
Adelia Riski Pradita
Adinda Erlin Isnaini
Amelia Sundari
Armita Damayanti
Amar Rosyada
Bambang Haryanto
Budi Susanto
Dani Gunawan
Danang Setyanto
Eni Prasetyowati
Eka Wulandari
Emilia Kartina
Fadhlan Pratama
Fandi Muhammad Fajar
Hendri Irawan
Hurien Habiebah
Kombang Pratama
Lita Risqita
Lorenza Citra Zulfaini
Mohamman Farhan
Munis Ramadhani
Novita Anggraini
Omega Sativa Zaini
Pingkan Triasmara
Rudiatmoko
Riski Adinata
Sahid Pratama
Shilham Taufik Qurrohman
Sukatno
Totok Hermanto
Ulin Sasmita
Waliyan Nur Aditya
Windari
Yesinta Ramadhani
Yulianti Reza Ayu
Ivan Aditya
Linda Nuriska 60
60
70
65
85
60
85
75
100
70
70
70
70
70
75
65
95
70
70
90
70
70
90
75
75
75
75
65
75
65
65
85
75
75
65
85
75
75
70
70
60
Jumlah Nilai 3070
Rata-rata 74

Tabel 9. Hasil setelah siklus II

NILAI BANYAK ANAK PERSENTASE
61-70 22 53,66 %
71-80 11 26,82 %
81-90 6 14,63 %
90-100 2 4,89 %

Diagram batang 4. Hasil nilai siswa pada siklus II

LEMBAR OBSERVASI SISWA
DALAM KEGIATAN INKUIRI TERPIMPIN
SIKLUS II

Tabel 10. Lembar observasi siswa pada siklus II
No Nama Keaktifan Siswa dalam kelompok Kemampuan siswa
aktif sedang kurang baik sedang kurang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
Kristianto Himawan
Oditya Bagus Pramana
Dwi Lestari
Bunga Ferlian Putri
Adelia Riski Pradita
Adinda Erlin Isnaini
Amelia Sundari
Armita Damayanti
Amar Rosyada
Bambang Haryanto
Budi Susanto
Dani Gunawan
Danang Setyanto
Eni Prasetyowati
Eka Wulandari
Emilia Kartina
Fadhlan Pratama
Fandi Muhammad Fajar
Hendri Irawan
Hurien Habiebah
Kombang Pratama
Lita Risqita
Lorenza Citra Zulfaini
Mohamman Farhan
Munis Ramadhani
Novita Anggraini
Omega Sativa Zaini
Pingkan Triasmara
Rudiatmoko
Riski Adinata
Sahid Pratama
Shilham Taufik Q.
Sukatno
Totok Hermanto
Ulin Sasmita
Waliyan Prabowo
Windari
Yesinta Ramadhani
Yulianti Reza Ayu
Ivan Aditya
Linda Nuriska

V

V

V
V

V

V

V
V

V
V

V

V
V
V

V
V

V
V

V

V

V

V

V
V

V

V
V

V
V

V
V

V

V

V

V

V

V

V

V V

V

V

V

V
V

V

V

V
V

V

V
V
V

V

V
V

V
V

V

V

V

V

V
V

V

V
V

V

V
V

V

V

V

V

V

V

V

V

V
V
V

V

Tabel 11. Deskripsi keaktifan siswa dalam kegiatan siklus II :
No. Tingkat keaktifan siswa Jumlah siswa
1. aktif 29
2. sedang 10
3. Kurang aktif 2

Diagram batang 5. keaktifan siswa pada siklus II

C. Pembahasan

Kegiatan Pembelajaran IPA dengan Metode Inquiri Terpimpin di kelas III SD Negeri II Tanjungsari dilaksanakan dalam dua siklus dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 12. Pembahasan per siklus
No Siklus Siswa Guru Hasil
1. I Mencari jawaban dan kesimpulan sendiri dalam diskusi kelompok dari percobaan dan mengikuti pembelajaran dengan aktif, belajar berpikir dan bersikap ilmiah. Hanya 8 siswa yang memanipulasi alat dan bahan percobaan
Membimbing aktivitas siswa dengan pertanyaan-pertanyaan melacak dalam kelompok diskusi Skor rata-rata 69
2. II Lebih aktif dalam memanipulasi alat dan bahan percobaan secara bergantian. Lebih aktif menjawab pertanyaan bimbingan guru serta lebih berlatih berpikir dan bersikap ilmiah dalam kelompok yang sudah disetting guru. Membimbing aktivitas siswa, memberi perhatian yang lebih terhadap siswa yang kurang aktif dan pendiam, menyetting tempat duduk siswa sedemikian rupa(kelompok diatur sesuai jenis kelamin, tingkat kecerdasan dan keaktifan), memberi stimulus dan respon yang menarik, memberi kesempatan siswa untuk lebih banyak memanipulasi alat dan bahan percobaan. Skor rata-rata 74

D. Hasil Penelitian

Melalui dua siklus Metode Inquiri Terpimpin di atas dengan menciptakan kegiatan pembelajaran yang melatih siswa berpikir ilmiah, terampil mengumpulkan fakta, menyusun konsep, dan menyusun generalisasi secara mandiri, maka KD 4.1 Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran dapat tertanam dengan baik pada diri anak. Hal ini ditunjukkan dengan hasil rata-rata siswa yang meningkat dari 69 pada siklus I menjadi 74 pada siklus II. Sehingga penulis menganggap penelitian ini telah berhasil.

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas di kelas III Semester II SD N II Tanjungsari pada tahun pelajaran 2009/2010 dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran IPA di kelas sering lebih menekankan pada kemampuan siswa dalam menguasai bahan ajar atau materi saja dan kurang mengembangkan keterampilan berpikir dan bersikap ilmiah pada siswa. Sehingga fakta, konsep, data, dan prinsip belajar IPA hanya sebentar saja dicerna, dikuasai, dan dipahami oleh siswa. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan metode mengajar yang belum bisa mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah pada diri siswa. Khususnya pada materi KD 4.1 yaitu Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran. Rata-rata nilai siswa pada KD tersebut hanya mencapai 66, sedangkan KKM pada KD tersebut adalah 70. KD ini membutuhkan penguasaan dan pemahaman konsep melalui cara berpikir ilmiah. Pembelajaran dilaksanakan dengan melakukan percobaan kemudian siswa menyebutkan hal-hal apa saja yang mempengaruhi gerak benda.
2. Setelah masalah di atas dianalisis, penulis memilih metode mengajar dengan penggunaan metode Inquiri Terpimpin. Ternyata metode ini dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III Semester II pada materi KD 4.1 yaitu Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran. Metode pembelajaran Inquiri Terpimpin dapat menciptakan suasana pembelajaran IPA yang dinamis, interaktif, dan aktif, serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah pada siswa. Dengan metode Inquiri Terpimpin ini, pengetahuan siswa tidak terbatas pada penguasaan konsep, data, dan fakta saja. Namun siswa turut aktif berpikir, melibatkan diri dalam kegiatan, dan mampu menyelesaikan tugasnya sendiri dengan bimbingan guru. Sehingga siswa berlatih belajar secara ilmiah, terampil mengumpulkan fakta, menyusun konsep, dan menyusun generalisasi secara mandiri. Pada siklus I didapat nilai rata-rata hasil belajar siswa 69. Pada siklus II, rata-rata nilai hasil belajar menjadi 74.

B. Implikasi/Rekomendasi
Berdasarkan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas di kelas III Semester II SD N II Tanjungsari pada tahun pelajaran 2009/2010 di SD N II Tanjungsari ini, dapat ditarik implikasi/rekomendasi sebagai berikut :
1. Penggunaan metode inquiri terpimpin membawa dampak positif bagi kualitas kegiatan pembelajaran di kelas khususnya untuk menciptakan suasana pembelajaran IPA yang dinamis, interaktif, dan aktif, serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah pada siswa. Karena dengan metode ini, terbukti telah mampu meningkatkan efektifitas pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

2. Hal ini tentu saja sangat bermanfaat jika metode inquiri terpimpin dapat dilaksanakan di kelas. Upaya yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan inquiri terpimpin adalah :
a. Identifikasi kebutuhan siswa;
b. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip pengertian, konsep, dan generalisasi yang akan dipelajari;
c. Seleksi materi pembelajaran dan problema atau tugas-tugas;
d. Membantu memperjelas :
1.) Tugas problema yang akan dipelajari;
2.) Peranan masing-masing siswa.
e. Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan;
f. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa;
g. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
h. Membantu siswa dengan informasi/data jika diperlukan;
i. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses;
j. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa;
k. Memuji dan membesarkan siswa yang tergiat dalam proses penemuan;
l. Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuan. Sehingga sesuai dengan bentuk–bentuk belajar pemecahan masalah dan dapat meningkatkan kreatifitas siswa.;
m. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara perseorangan atau dalam kelompok kecil (3-5 orang). Tempat pelaksanaannya pun dapat di dalam maupun di luar kelas.

C. Saran
Dari pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas di Kelas III semester II SD N II Tanjungsari tahun ajaran 2009/2010, dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa :
Siswa dalam belajar IPA membutuhkan kegiatan belajar yang mampu melatih kemampuan berpikir ilmiahnya. Dalam kegiatan belajar, siswa harus aktif terlibat dan mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Bagi Guru :
Berdasarkan penelitian ini diharapkan para guru dapat menerapkan Metode pembelajaran Inquiri Terpimpin sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari materi IPA yang bersifat menarik kesimpulan dan materi yang membutuhkan pengalaman belajar melalui pemecahan masalah. Sehingga guru dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar IPA mengembangkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah pada siswa. Sehingga pengetahuan siswa tidak terbatas pada penguasaan konsep, data, dan fakta saja. Guru hendaknya tidak menggunakan metode pembelajaran yang membuat siswa cenderung pasif dan kurang dapat memahami konsep belajar IPA. Guru juga harus menggunakan alat, bahan, serta media pembelajaran kongkrit yang dapat dimanipulasi siswasecara menyeluruh. Kegiatan pembelajaran ini tidak hanya terbatas di dalam kelas saja. Namun juga penting untuk dilakukan di luar kelas.

3. Bagi Sekolah :
Kepala sekolah sebagai penanggung jawab di sekolah, harus tidak jemu-jemu untuk memberikan motivasi pada guru untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat dan ketuntasan belajar di sekolah dapat tercapai dengan baik.

4. Bagi Insan Pendidikan :
Penelitian Tindakan Kelas sangat bermanfaat bagi kita sebagai wahana dalam menerapkan konsep, strategi, metode dan media pembelajaran yang sistematis dalam upaya menemukan pengaruh dari beberapa fenomena terhadap fenomena lain dalam lingkup pendidikan. Serta sangat berguna dalam mengembangkan profesi kita sebagai insan pendidikan demi kualitas pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. (1999). Penelitian Tindakan Kelas(Action Research).Jakarta : Depdikbud.
Depdiknas. (2007). Model Silabus Tematis Kelas III KTSP. Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas- Direktorat Pembinaan TK dan SD.(2007).Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI Kelas III. Jakarta : Depdiknas.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Nasucha, Yakub, Muhammad Rohmadi, dan Agus Budi Wahyudi.(2009).Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah.Yogyakarta : Media Perkasa.
Pakde Sofa. (2006). ”Pendekatan Inkuiri dalam Mengajar” (online), Cari Ilmu Online Borneo. diakses tanggal 8 Februari 2010.
Putri Yeni, Nova. (2009). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar siswa dalam pembelajaran metode inkuiri dengan teknik Kooperatif Tipe Jigsaw pada Pokok Bahasan Gerak pada Siswa Kelas VII C SMP N 10 Bandar Lampung. Lampung.
Sutarno, Nono, dkk. (2008). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Suwandi, Sarwiji. (2008). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.
Tim Bina Karya Guru.(2007).SAINS 3.Jakarta:Erlangga.
Tim FKIP.(2008). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka.
Wardani, IGAK, dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.

LAMPIRAN

RENCANA PERBAIKANPEMBELAJARAN
SIKLUS I

Tema : Rumah
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : III / II
Hari, tanggal : Jumat, 5 Februari 2010
Alokasi waktu : 2 X 35 menit

A. Standar Kompetensi
4. Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan sumber energi

B. Kompetensi Dasar
4.1 Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran.

C. Indikator :
1. Menyebutkan bentuk permukaan benda yang memudahkan benda untuk bergerak
2. Menjelaskan bentuk permukaan lintasan yang memudahkan benda bergerak
3. Mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda

I. Tujuan Perbaikan Pembelajaran :
a. Meningkatkan pemahaman siswa melalui penggunaan metode Inquiri Terpimpin
b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda

II. Metode
a. Pengamatan / observasi
b. Inquiry Terpimpin
c. Diskusi Kelompok

III. Materi Pembelajaran
Hal-hal yang mempengaruhi gerak benda :
Bobot/berat benda lebih berat akan lebih cepat gerakannya
Luas permukaan benda :luas permukaan kecil lebih cepat gerakannya
Bentuk permukaan benda : benda bulat dan halus lebih cepat gerakannya
Bentuk permukaan lintasan : lintasan halus lebih cepat gerakannya

IV. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Awal (5 menit)
Apersepsi : Menyanyi lagu ”Kring-kring Ada Sepeda”.
Anak-anak…Siapa yang senang bermain sepeda? Biasanya di mana kamu bermain sepeda ? Sepeda itu rodanya berbentuk apa ? Tanya jawab materi kemarin tentang jenis-jenis gerak benda : jatuh, menggelinding, memantul, berputar, dan mengalir.

2. Kegiatan Inti (45 menit)
a. Guru bersama siswa melakukan observasi/pengamatan dari percobaan. Siswa aktif mengamati. Percobaan :
1.) Dua siswa maju menjatuhkan bola bakel yang berbeda berat dan besarnya
2.) Dua siswa maju menjatuhkan dua kertas yang berbeda luas permukaannya
3.) Dua siswa maju menggerakkan benda berbentuk bulat dan benda berbentuk kotak/persegi
4.) Dua siswa maju menjalankan mobil-mobilan di dalam kelas (lantai halus) dan di luar kelas (berbatu dan berkerikil)

b. Guru membagi siswa dalam kelompok. Siswa aktif mengikuti diskusi. Siswa melaksanakan penyelidikan berdasarkan petuntuk guru. Guru mengajukan pertanyaan melacak, mengarahkan, dan mengidentifikasi proses. Siswa mencoba menjawab dan menarik kesimpulannya sendiri atas hasil percobaan itu. Hasil diskusi antar kelompok ditampilkan dan saling menanggapi sampai ditemukan kesimpulan yang benar.

3. Kegiatan Penutup (20 menit)
Guru mengadakan Evaluasi
Kesimpulan dan Pemantapan Materi menyanyi lagu ”Satu-satu Aku Sayang Ibu” dengan diganti liriknya menjadi :
Nomor satu itu berat benda
Nomor dua luas permukaan
Nomor tiga itu bentuk benda
Yang keempat itu lintasannya

Sumber Belajar
Buku Sains 3 halaman 13-14, ERLANGGA
Buku Senang Belajar IPA 3 halaman 91-94, bse
Buku Sains 3 halaman 99-102, SINERGI

VI. Media dan alat peraga
balok kayu, bola bekel, kertas
KIT IPA

VII. Penilaian/Evaluasi
Teknik : tes perbuatan dan tes tertulis
Prosedur : tes proses dan tes akhir
Bentuk : isian
Instrumen: lembar observasi, LKS, LKE, kunci jawaban, kriteria penilaian

Kunci Jawaban LKS :
1. bola bekel besar. Karena lebih berat.
2. kertas yang diremas. Karena luas permukaannya lebih kecil.
3. bulat/lingkaran. Karena mudah bergerak/berputar/menggelinding.
4. di lintasan rata/halus. Karena tidak ada yang menghambat jalannya/karena mudah bergerak.
5. Kesimpulan : Gerak benda dipengaruhi oleh :
Bobot/berat benda
Luas permukaan benda
Bentuk permukaan benda
Bentuk permukaan lintasan/jalannya

Kunci Jawaban LKE :
1. bulat/lingkaran
2. sulit
3. cepat
4. halus/rata
5. Hal-hal yang mempengaruhi gerak benda :
Bobot/berat benda
Luas permukaan benda
Bentuk permukaan benda
Bentuk permukaan lintasan/jalannya

Kriteria Penilaian = tes proses + tes akhir
= 50+50
= 100

Mengetahui,
Kepala SDN II Tanjungsari

MARGIYATI, S.Pd
NIP. 19520219 197401 2 002
Tanjungsari, 5 Februari 2010
Guru Kelas III

MARIA TRIHASTUTI, S. Pd. SD
NIP. 19840412 200501 2 002

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Lembar Diskusi Kelompok

Kelompok : …………..

Anggota : 1. ……………………… 5…………………………
2 ………………………. 6…………………..
3 ………………………. 7…………………..
4 ……………………….

Isilah kolom-kolom di bawah ini bersama anggota kelompokmu dengan benar !
No. Percobaan Pengamatan
1. Bola bekel besar dan bola bekel kecil
bola bekel mana yang lebih cepat gerakannya ?
………………………………………………………………………………..
Mengapa demikian ?
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
2. Kertas yang diremas dengan kertas yang lembaran Kertas manakah yang lebih cepat gerakannya ?
…………………………………………………………………………………
Mengapa demikian ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Bentuk benda bulat dan bentuk benda kotak/balok
Bentuk benda apa yang mudah bergerak ?
…………………………………………………………………………………
Mengapa demikian ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Lintasan di atas lantai halus dan lintasan di luar kelas Lebih mudah bergerak di lintasan/di jalan manakah benda itu ?
…………………………………………………………………………………
Mengapa demikian ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Kesimpulan

Gerak benda dipengaruhi oleh :
………………………………………………………………….
………………………………………………………………….
………………………………………………………………….
………………………………………………………………….

LEMBAR KERJA EVALUASI (LKE)

NAMA :…………………………………………………………..

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !

Benda akan mudah bergerak jika berbentuk . . . .

Permukaan benda yang kasar akan lebih . . . gerakannya daripada benda yang halus.

Kertas diremas akan lebih . . . jatuh daripada kertas yangberbentuk lembaran.

Mobil akan lebih mudah berjalan jika melewati lintasan jalan yang . . . .

Apa saja yang mempengaruhi gerak benda itu !

LEMBAR KERJA EVALUASI (LKE)

NAMA : ………………………………………………………

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !

1. Benda akan mudah bergerak jika berbentuk . . . .

2. Permukaan benda yang kasar akan lebih . . . gerakannya daripada benda yang halus.

3. Kertas diremas akan lebih . . . jatuh daripada kertas yangberbentuk lembaran.

4. Mobil akan lebih mudah berjalan jika melewati lintasan jalan yang . . . .

5. Apa saja yang mempengaruhi gerak benda itu !

RENCANA PERBAIKANPEMBELAJARAN
SIKLUS II

Tema : Rumah
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : III / II
Hari, tanggal : Kamis, 11 Februari 2010
Alokasi waktu : 2 X 35 menit

A. Standar Kompetensi
4. Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan sumber energi

B. Kompetensi Dasar
4.1 Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran.

C. Indikator :
1. Menyebutkan bentuk permukaan benda yang memudahkan benda untuk bergerak
2. Menjelaskan bentuk permukaan lintasan yang memudahkan benda bergerak
3. Mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda

I. Tujuan Perbaikan Pembelajaran :
1. Meningkatkan pemahaman siswa melalui penggunaan metode Inquiri Terpimpin
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda

II. Metode
Pengamatan / observasi
Inquiry terpimpin
Diskusi kelompok

III. Materi Pembelajaran
Hal-hal yang mempengaruhi gerak benda :
1. Bobot/berat benda lebih berat akan lebih cepat gerakannya
2. Luas permukaan benda :luas permukaan kecil lebih cepat gerakannya
3. Bentuk permukaan benda : benda bulat dan halus lebih cepat gerakannya
4. Bentuk permukaan lintasan : lintasan halus lebih cepat gerakannya

IV. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Awal (5 menit)
Apersepsi : Menyanyi lagu ”Kring-kring Ada Sepeda”.
Anak-anak…Siapa yang senang bermain sepeda? Biasanya di mana kamu bermain sepeda ? Sepeda itu rodanya berbentuk apa ? Tanya jawab materi kemarin tentang jenis-jenis gerak benda : jatuh, menggelinding, memantul, berputar, dan mengalir.

2. Kegiatan Inti (45 menit)
a. Guru bersama siswa melakukan observasi/pengamatan dari percobaan. Siswa aktif mengamati. Percobaan :
1.) Dua siswa maju menjatuhkan bola bakel yang berbeda berat dan besarnya
2.) Dua siswa maju menjatuhkan dua kertas yang berbeda luas permukaannya
3.) Dua siswa maju menggerakkan benda berbentuk bulat dan benda berbentuk kotak/persegi
4.) Dua siswa maju menjalankan mobil-mobilan di dalam kelas (lantai halus) dan di luar kelas (berbatu dan berkerikil)

b. Guru membagi siswa dalam kelompok dengan memperhatikan pembauran jenis kelamin siswa(laki-laki perempuan), tingkat kecerdasan siswa (siswa pandai duduk dengan siswa kurang pandai) dan siswa pendiam duduk dengan siswa yang aktif. Siswa melaksanakan penyelidikan berdasarkan petuntuk guru. Guru mengajukan pertanyaan melacak, mengarahkan, dan mengidentifikasi proses. Siswa mencoba menjawab dan menarik kesimpulannya sendiri atas hasil percobaan itu.

c. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk memanipulasi/mencoba semua alat dan bahan percobaan secara bergantian. Hasil diskusi antar kelompok ditampilkan dan saling menanggapi sampai ditemukan kesimpulan yang benar.

3. Kegiatan Penutup (20 menit)
a. Guru mengadakan Evaluasi
b. Kesimpulan dan Pemantapan Materi menyanyi lagu ”Satu-satu Aku Sayang Ibu” dengan diganti liriknya menjadi :
Nomor satu itu berat benda
Nomor dua luas permukaan
Nomor tiga itu bentuk benda
Yang keempat itu lintasannya
V. Sumber Belajar
Buku Sains 3 halaman 13-14, ERLANGGA
Buku Senang Belajar IPA 3 halaman 91-94, bse
Buku Sains 3 halaman 99-102, SINERGI
VI. Media dan alat peraga
balok kayu, bola bekel ,dan kertas
KIT IPA

VII. Penilaian/Evaluasi
Teknik : tes perbuatan dan tes tertulis
Prosedur : tes proses dan tes akhir
Bentuk : isian
Instrumen : lembar observasi, LKS, LKE, kunci jawaban, kriteria penilaian

Kunci Jawaban LKS :
1. bola bekel besar. Karena lebih berat.
2. kertas yang diremas. Karena luas permukaannya lebih kecil.
3. bulat/lingkaran. Karena mudah bergerak/berputar/menggelinding.
4. di lintasan rata/halus. Karena tidak ada yang menghambat jalannya/karena mudah bergerak.
5. Kesimpulan :
Bobot/berat benda
Luas permukaan benda
Bentuk permukaan benda
Bentuk permukaan lintasan/jalannya

Kunci Jawaban LKE :
1. bulat/lingkaran
2. sulit
3. cepat
4. halus/rata
5. Hal-hal yang mempengaruhi gerak benda :
Bobot/berat benda
Luas permukaan benda
Bentuk permukaan benda
Bentuk permukaan lintasan/jalannya

Kriteria Penilaian = tes proses + tes akhir
= 50+50
= 100

Mengetahui,
Kepala SDN II Tanjungsari

MARGIYATI, S.Pd
NIP. 19520219 197401 2 002
Tanjungsari, 11 Februari 2010
Guru Kelas III

MARIA TRIHASTUTI, S. Pd. SD
NIP. 19840412 200501 2 002

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Lembar Diskusi Kelompok

Kelompok : …………..

Anggota : 1. ……………………… 5…………………………
2 ………………………. 6…………………..
3 ………………………. 7…………………..
4 ……………………….

Isilah kolom-kolom di bawah ini bersama anggota kelompokmu dengan benar !
No. Percobaan Pengamatan
1. Bola bekel besar dan bola bekel kecil
bola bekel mana yang lebih cepat gerakannya ?
………………………………………………………………………………..
Mengapa demikian ?
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
2. Kertas yang diremas dengan kertas yang lembaran Kertas manakah yang lebih cepat gerakannya ?
…………………………………………………………………………………
Mengapa demikian ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Bentuk benda bulat dan bentuk benda kotak/balok
Bentuk benda apa yang mudah bergerak ?
…………………………………………………………………………………
Mengapa demikian ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Lintasan di atas lantai halus dan lintasan di luar kelas Lebih mudah bergerak di lintasan/di jalan manakah benda itu ?
…………………………………………………………………………………
Mengapa demikian ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Kesimpulan

Gerak benda dipengaruhi oleh :
………………………………………………………………….
………………………………………………………………….
………………………………………………………………….
………………………………………………………………….

LEMBAR KERJA EVALUASI (LKE)

NAMA :…………………………………………………………..

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !

Benda akan mudah bergerak jika berbentuk . . . .

Permukaan benda yang kasar akan lebih . . . gerakannya daripada benda yang halus.

Kertas diremas akan lebih . . . jatuh daripada kertas yangberbentuk lembaran.

Mobil akan lebih mudah berjalan jika melewati lintasan jalan yang . . . .

Apa saja yang mempengaruhi gerak benda itu !

LEMBAR KERJA EVALUASI (LKE)

NAMA : ………………………………………………………

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !

1. Benda akan mudah bergerak jika berbentuk . . . .

2. Permukaan benda yang kasar akan lebih . . . gerakannya daripada benda yang halus.

3. Kertas diremas akan lebih . . . jatuh daripada kertas yangberbentuk lembaran.

4. Mobil akan lebih mudah berjalan jika melewati lintasan jalan yang . . . .

5. Apa saja yang mempengaruhi gerak benda itu !

LEMBAR OBSERVASI
KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : III / II
Hari, Tanggal : Jumat, 5 Februari 2010
Guru yang diamati : Maria Trihastuti, S. Pd. SD

TAHAP/
ASPEK INDIKATOR HASIL
OBSERVASI
KEG. AWAL

Apersepsi dan motivasi
1. Apa yang dilakukan guru untuk menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa ? Menyanyi lagu ”Kring-kring ada sepeda”.
Tanya jawab materi yang lalu.
2. Bagaimana respon siswa? Apakah siswa bertanya tentang sesuatu masalah terkait dengan apa yang disajikan guru pada kegiatan awal? Siswa menyanyi dan menjawab pertanyaan. Siswa mengungkapkan kegemarannya naik sepeda.
KEG. INTI

Materi ajar 3. Apakah guru memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa? Ya. Guru menyuruh siswa mengadakan percobaan.
4. Bagaimana keterkaitan antara pembelajaran dengan realita kehidupan, lingkungan, dan pengetahuan lainnya? Keterkaitan cukup nyata dengan kehidupan anak.
Pengelolaan sumber belajar/media 5. Apakah guru terampil dalam memanfaatkan dan mampu memanipulasi media pembelajaran? Cukup. Namun hanya 8 siswa yang memanipulasi alat peraga.
6. Bagaimana interaksi siswa dengan sumber belajar/media? Interaksi kurang.
Strategi/metode pembelajaran 7. Apakah proses pembelajaran dilaksanakan dengan strategi yang sesuai secara lancar? Kurang. Siswa pendiam kurang bisa mengikuti.
8. Apakah siswa dapat mengikuti alur kegiatan belajar?
Cukup dapat mengikuti.
9. Bagaimana cara guru memberikan arahan yang mendorong siswa untuk bertanya, berpikir, dan beraktifitas? Dengan pertanyaan melacak untuk inquiri.
10. Apakah siswa aktif melakukan kegiatan fisik dan mental (berpikir)? Berapa banyak siswa yang aktif belajar? Masih kurang. Hanya 17 siswa yang aktif.
KEG. PENUTUP
Penguatan/konsolidasi 11. Bagaimana cara guru memberikan penguatan, dengan mereviu, merangkum, atau menyimpulkan? Penarikan kesimpulan bersama siswa. Menyanyi lagu ”Satu-satu Aku Sayang Ibu” sesuai lirik materi.
12. Apakah guru memberi tugas rumah untuk remidi atau penguatan? Ya.
Evaluasi 13. Bagaimana cara guru melakukan evaluasi pembelajaran? Memberikan LKE
14. Bagaimana ketuntasan belajar siswa? KKM 70. hasil siklus I 69, jadi belum tuntas.
KOMENTAR OBSERVER Keterlaksanaan skenario pembelajaran (berdasarkan RPP) : masih belum maksimal. Belum berhasil dalam melaksanakan kegiatan inquiri karena tidak semua siswa memanipulasi alat peraga dan siswa masih kurang aktif mengikuti pembelajaran.

Pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh observer :
Semua siswa harus diberi kesempatan memanipulasi alat peraga. Pengaturan tempat duduk harus diperhitungkan demi keberhasilan pembelajaran.

Lain-lain : –

Tanjungsari, 5 Februari 2010
Observer

Dewi Nurwati, S.Pd
NIP.19710112 200012 2 002

LEMBAR OBSERVASI
KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : III / II
Hari, Tanggal : Kamis, 11 Februari 2010
Guru yang diamati : Maria Trihastuti, S. Pd. SD

TAHAP/
ASPEK INDIKATOR HASIL
OBSERVASI
KEG. AWAL

Apersepsi dan motivasi
1. Apa yang dilakukan guru untuk menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa ? Menyanyi lagu ”Kring-kring ada sepeda”.
Tanya jawab materi yang lalu.
2. Bagaimana respon siswa? Apakah siswa bertanya tentang sesuatu masalah terkait dengan apa yang disajikan guru pada kegiatan awal? Baik. Siswa menyanyi dan menjawab pertanyaan. Siswa mengungkapkan kegemarannya naik sepeda.
KEG. INTI

Materi ajar 3. Apakah guru memberikan penjelasan umum tentang materi ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa? Ya. Guru mengkondisikan siswa untuk melakukan inquiri, percobaan dan diskusi. Mengatur tempat duduk siswa (berdasarkan pembauran jenis kelamin, tingkat kecerdasan, kepribadian siswa).
4. Bagaimana keterkaitan antara pembelajaran dengan realita kehidupan, lingkungan, dan pengetahuan lainnya? Sangat nyata keterkaitannya.
Pengelolaan sumber belajar/media 5. Apakah guru terampil dalam memanfaatkan dan mampu memanipulasi media pembelajaran? Ya. Setelah 8 siswa melakukan percobaan, dalam diskusi kelompok, alat peraga/media diberikan dalam kelompok agar semua siswa dapat memanipulasi media.
6. Bagaimana interaksi siswa dengan sumber belajar/media?
Siswa senang dan memanipulasi media.
Strategi/metode pembelajaran 7. Apakah proses pembelajaran dilaksanakan dengan strategi yang sesuai secara lancar? Ya. Siswa melakukan inquiri dengan baik.
8. Apakah siswa dapat mengikuti alur kegiatan belajar? Ya. Hampir semua siswa terlibat.
9. Bagaimana cara guru memberikan arahan yang mendorong siswa untuk bertanya, berpikir, dan beraktifitas? Guru memberi pertanyaan melacak, mengarahkan, dan mengidentifikasi proses dan hasil percobaan.
10. Apakah siswa aktif melakukan kegiatan fisik dan mental (berpikir)? Berapa banyak siswa yang aktif belajar? Hampir semua siswa sudah aktif mengikuti pembelajaran. Tinggal 2 siswa saja yang kurang aktif.
KEG. PENUTUP
Penguatan/konsolidasi 11. Bagaimana cara guru memberikan penguatan, dengan mereviu, merangkum, atau menyimpulkan? Penarikan kesimpulan bersama siswa. Menyanyi lagu ”Satu-satu Aku Sayang Ibu” sesuai lirik materi.
12. Apakah guru memberi tugas rumah untuk remidi atau penguatan? Ya.
Evaluasi 13. Bagaimana cara guru melakukan evaluasi pembelajaran? Memberikan LKE.
14. Bagaimana ketuntasan belajar siswa? KKM 70. hasil siklus II 74, jadi sudah tuntas.
KOMENTAR OBSERVER Keterlaksanaan skenario pembelajaran (berdasarkan RPP) :
Pembelajaran berlangsung dengan lancar sesuai RPP.

Pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh observer :
Kesempatan siswa untuk memanipulasi media/alat peraga dan pengaturan tempat duduk siswa sangat penting bagi keberhasilan pembelajaran.

Lain-lain : –

Tanjungsari, 11 Februari 2010
Observer

Dewi Nurwati, S.Pd
NIP.19710112 200012 2 002